Tidur bersama pasangan sehabis bercinta dikatakan sanggup mempererat hubungan. Namun, hal berlainan dialami seorang ibu muda di Nottingham, Inggris. Jessica Southall justru langsung tertidur sehabis orgasme.
Hal ini dikarenakan ia mengidap penyakit langka yang disebut narkolepsi. Dilansir dari Metro, akibat penyakit ini, tiap kali ia mengalami guncangan emosi yang kuat, otot-ototnya jadi rileks dan membuatnya seakan tengah tertidur.
Awalnya, Southall kesulitan untuk mengemukakan kondisinya pada sang kekasih, Junior Santiago.
"Saya mengemukakan padanya bahwa ini terjadi ketika saya telah mendapatkan puncak kenikmatan alias orgasme, tetapi ini tidak ideal," katanya dikutip dari Metro (17/9).
Narkolepsi ditandai seperti gejala layaknya merasakan kantuk di siang hari, tak cuma sehabis makan, termasuk mengobrol bersama orang lain atau kesibukan lain, mengalami halusinasi waktu sendiri atau waktu tidur, termasuk katapleksi (cataplexy) yaitu melemasnya otot secara mendadak.
Southall mengalami katapleksi pertamanya waktu berusia 16 tahun. Dulu setiap mengalami katapleksi, ia akan pingsan tiap kali tertawa secara berlebihan.
"Saya belajar, aku menyadari tubuh aku sekarang, ketika aku sedang tertawa, aku akan berpegangan pada suatu agar waktu otot aku melemah, aku akan baik-baik saja," jelasnya.
Kini dalam sehari ia sanggup tidur hingga 13 jam. Kelainan ini menyebabkan otak tidak sanggup mengatur waktu tidur dan bangun secara normal. Hal ini membuatnya kelelahan. Saat mengalami katapleksi, ia berkata dirinya menjadi benar-benar dalam situasi sadar. Namun yang kelihatan ia tengah tertidur.
"Saya tidak sanggup merespons hingga emosi berhenti. Bagi orang lain, aku keluar layaknya aku tertidur," katanya.
Narkolepsi, seperti disampaikan HelloSehat, adalah penyakit yang menyebabkan pengidapnya tertidur secara tidak terkontrol. Ini merupakan penyakit berkelanjutan dan tidak sanggup diobati. Narkolepsi cuma sanggup dikontrol bersama perawatan dan model hidup sehat.